Catatan Sepakbola Karawang Sepanjang 2016
Irwan Setiawan (Foto: Ayi Purnama) |
Karawang, Karawangsport
Tidak bisa dipungkiri sepakbola adalah cabang olahraga yang selalu menjadi perhatian banyak pihak. Baik tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional. Olahraga yang sangat digandrungi, diperhatikan dan dicintai oleh khalayak banyak. Berikut saya mencoba membuat catatan perjalanan panjang sepakbola Karawang, khususnya yang dapat saya amati sepanjang 2016. Hal menarik adalah tahun 2016 bisa disebut sebagai era kebangkitan sepakbola Karawang
1. Pebinaan Usia Dini
Perjalanan panjang kegiatan sepakbola Karawang sungguh fenomenal ditandai dengan pecah rekor penonton turnamen Piala Suratin 2016 yang berlangsung di Stadion Singaperbangsa, Karawang. Lebih dari 10.000 pasang mata menyaksikan pertandinga Persika U-17 vs Persib U-17. Tak heran, fenomena ini sempat menjadi perbincangan publik sepakbola Jawa Barat.
Beranjut mengamati penampilan tim U-15 Askab PSSI Karawang. Kendati hanya menembus 8 besar di Piala Pangdam III Siliwangi, tapi secara pencapaian menunjukkan peningkatan setelah di musim 2015 harus tersingkir sejak fase penyisihan grup.
Semua ini merupakan buah dari pembinaan yang dilakukan SSB-SSB yang dibentuk secara mandiri. Geliat SSB di Karawang sudah mulai tumbuh. Setiap pelosok kampung di Karawang membentuk SSB mulai U-8, U-10, U-12 hingga U-15 dan U-17. Hal ini memperlihatkan besarnya minat anak-anak di Kabupaten Karawang untuk bermain sepakbola.
Hampir setiap bulan sepanjang tahun 2016, diselenggarakan Festival SSB mulai dari tingkat lokal, regional wilyah Jawa barat sampai tingkat nasional. Ada pula SSB di Karawang yang merambah ke mancanegara.
Namun, harus diakui pembentukan SSB-SSB yang begitu pesat belum diimbangi kualitas SDM yang memadai. Manajemen yang masih tradiosional dan belum bisa dikategorikan sebuah “sekolah”. Pengelolaan seadanya dengan mengandalkan pelatih-pelatih yang hanya dibekali keinginan. Karena harus diakui, pelatih yang memiiki sertifikat secara resmi masih dalam hitungan jari.
2. Kompetisi
Kompetisi adalah sarana yang menjadi pentas bagi atlet-atlet sepakbola. Dengan kompetisi yang berjenjang dan terus menerus, memacu para pemain untuk meningkatkan kemampuan dan pada giliranya akan memghasilkan kualitas pemain yang baik.
Askab PSSI Karawang sudah sejak 2013 menggulirkan kompetisi dengan membentuk Badan Liga. Diawali Pradivisi 2013, Liga Prima 2014, Divisi Utama dan Divisi I 2015, kemudian berkembang dengan bergulirnya tiga kompetisi di musim 2016 yaitu Divisi Utama (12 klub), Divisi I (14 klub) dan Divisi II (72 klub).
Hal yang luar biasa, klub-klub peserta ini tersebar dari utara ke selatan dan dari barat ke timur di seluruh wilayah Karawang. Hampir 100 klub menjadi peserta kompetisi reguler. Jika dihitung setiap klub 20 sampai dengan 30 atlat, tentunya bisa mencapai angka 2.000 sampai 3.000 atlet yang berpartisipasi. Dengan jumlah 124 pertandingan di empat lapangan pertandingan menjadi sebuah perheletan yang sangat fenomenal di 2016.
Catatan penting dari bergulirnya kompetisi musim 2016 adalah berubahnya sikap pemain yang mulai membaik. Ditandai dengan tidak terjadinya keributan antar pemain yang meluas. Tidak terjadinya kekhawatiran pihak kepolisian akan keributan massa. Sikap menghargai dan menerima keputusan wasit. Sikap official yang mulai mengerti cara mengurus tim dalam sebuah kompetisi resmi menjadi faktor penting suksesnya kompetisi, didukung perangkat pertandingan yang bertugas memilki lisensi resmi, bertugas dengan rule of the game yang selalu berkembang dinamis dikeluarkan FIFA setiap tahunnya.
Kompetisi musim 2016 ditutup dengan hajat KONI Kabupten Karawang melalui Porkab 2016. Diikuti 23 tim Kecamatan se- Karawang, kejuaraan ini digelar dengan harapan agar tim sepakbola Karawang bisa meraih prestasi tinggi di Porda 2018 yang rencananya bergulir di Kabupaten Bogor.
Tidak bisa dipungkiri sepakbola adalah cabang olahraga yang selalu menjadi perhatian banyak pihak. Baik tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional. Olahraga yang sangat digandrungi, diperhatikan dan dicintai oleh khalayak banyak. Berikut saya mencoba membuat catatan perjalanan panjang sepakbola Karawang, khususnya yang dapat saya amati sepanjang 2016. Hal menarik adalah tahun 2016 bisa disebut sebagai era kebangkitan sepakbola Karawang
1. Pebinaan Usia Dini
Perjalanan panjang kegiatan sepakbola Karawang sungguh fenomenal ditandai dengan pecah rekor penonton turnamen Piala Suratin 2016 yang berlangsung di Stadion Singaperbangsa, Karawang. Lebih dari 10.000 pasang mata menyaksikan pertandinga Persika U-17 vs Persib U-17. Tak heran, fenomena ini sempat menjadi perbincangan publik sepakbola Jawa Barat.
Beranjut mengamati penampilan tim U-15 Askab PSSI Karawang. Kendati hanya menembus 8 besar di Piala Pangdam III Siliwangi, tapi secara pencapaian menunjukkan peningkatan setelah di musim 2015 harus tersingkir sejak fase penyisihan grup.
Semua ini merupakan buah dari pembinaan yang dilakukan SSB-SSB yang dibentuk secara mandiri. Geliat SSB di Karawang sudah mulai tumbuh. Setiap pelosok kampung di Karawang membentuk SSB mulai U-8, U-10, U-12 hingga U-15 dan U-17. Hal ini memperlihatkan besarnya minat anak-anak di Kabupaten Karawang untuk bermain sepakbola.
Hampir setiap bulan sepanjang tahun 2016, diselenggarakan Festival SSB mulai dari tingkat lokal, regional wilyah Jawa barat sampai tingkat nasional. Ada pula SSB di Karawang yang merambah ke mancanegara.
Namun, harus diakui pembentukan SSB-SSB yang begitu pesat belum diimbangi kualitas SDM yang memadai. Manajemen yang masih tradiosional dan belum bisa dikategorikan sebuah “sekolah”. Pengelolaan seadanya dengan mengandalkan pelatih-pelatih yang hanya dibekali keinginan. Karena harus diakui, pelatih yang memiiki sertifikat secara resmi masih dalam hitungan jari.
2. Kompetisi
Kompetisi adalah sarana yang menjadi pentas bagi atlet-atlet sepakbola. Dengan kompetisi yang berjenjang dan terus menerus, memacu para pemain untuk meningkatkan kemampuan dan pada giliranya akan memghasilkan kualitas pemain yang baik.
Askab PSSI Karawang sudah sejak 2013 menggulirkan kompetisi dengan membentuk Badan Liga. Diawali Pradivisi 2013, Liga Prima 2014, Divisi Utama dan Divisi I 2015, kemudian berkembang dengan bergulirnya tiga kompetisi di musim 2016 yaitu Divisi Utama (12 klub), Divisi I (14 klub) dan Divisi II (72 klub).
Hal yang luar biasa, klub-klub peserta ini tersebar dari utara ke selatan dan dari barat ke timur di seluruh wilayah Karawang. Hampir 100 klub menjadi peserta kompetisi reguler. Jika dihitung setiap klub 20 sampai dengan 30 atlat, tentunya bisa mencapai angka 2.000 sampai 3.000 atlet yang berpartisipasi. Dengan jumlah 124 pertandingan di empat lapangan pertandingan menjadi sebuah perheletan yang sangat fenomenal di 2016.
Catatan penting dari bergulirnya kompetisi musim 2016 adalah berubahnya sikap pemain yang mulai membaik. Ditandai dengan tidak terjadinya keributan antar pemain yang meluas. Tidak terjadinya kekhawatiran pihak kepolisian akan keributan massa. Sikap menghargai dan menerima keputusan wasit. Sikap official yang mulai mengerti cara mengurus tim dalam sebuah kompetisi resmi menjadi faktor penting suksesnya kompetisi, didukung perangkat pertandingan yang bertugas memilki lisensi resmi, bertugas dengan rule of the game yang selalu berkembang dinamis dikeluarkan FIFA setiap tahunnya.
Kompetisi musim 2016 ditutup dengan hajat KONI Kabupten Karawang melalui Porkab 2016. Diikuti 23 tim Kecamatan se- Karawang, kejuaraan ini digelar dengan harapan agar tim sepakbola Karawang bisa meraih prestasi tinggi di Porda 2018 yang rencananya bergulir di Kabupaten Bogor.
3. Persika Karawang
Persika Karawang menjadi ukuran kebangkitan sepakbola Karawang. Persika merupakan peserta Divisi Utama 2014 dan ISC B musim 2016. Kompetisi profesional Liga di Indonesia. Kasta yang bergengsi.
Persika dahulu identik dengan milik Pemerinah Daerah atau disebut klub plat merah. Namun, sesuai dengan aturan statuta PSSI dan FIFA yang menyatakan sebuah klub tidak boleh lagi menjadi milik Pemda. Maka, saat ini Persika merupakan klub profesional yang mandiri.
Persika Karawang menjadi ukuran kebangkitan sepakbola Karawang. Persika merupakan peserta Divisi Utama 2014 dan ISC B musim 2016. Kompetisi profesional Liga di Indonesia. Kasta yang bergengsi.
Persika dahulu identik dengan milik Pemerinah Daerah atau disebut klub plat merah. Namun, sesuai dengan aturan statuta PSSI dan FIFA yang menyatakan sebuah klub tidak boleh lagi menjadi milik Pemda. Maka, saat ini Persika merupakan klub profesional yang mandiri.
Namun, peran pemerintah daerah tidak bisa diabaikan dalam memgurus klub ini. Karena bagaimanapun klub belum bisa berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Kendati tidak secara langsung mengucurkan dana ke klub. Intervensi dan perhatian pemerintah daerah menjadi sangat dibutuhkan.
Musim 2016, Persika masih tetap eksis dipanggung sepakbola nasional, dengan mengikuti ISC B, meski belum menjadi yang terbaik dikompetisi ini.
Pengelolaan manajerial harus lebih fokus, terarah, dan harus profesional didukung sumber daya yang ada di Karawang. Adanya dukungan ribuan suporter, Persika sangat diperhitungkan dikancah sepakbola nasional. Serta dengan adanya harapan besar pecinta sepakbola bola di Karawang, Persika yakin akan menjadi besar.
4. Suporter
Inilah poin penting lainnya yang menandai era kebangkitan sepakbola di Karawang. Bukti nyata dan menjadi gambaran yang sangat penting bagaimana Stadion Singaperbangsa kebanggaan mayarakat Karawang dipenuhi ribuan penonton yang fanatik dan terorganisir.
Kebangkitan Persika tahun ini tidak terlepas dari peran serta kepedulian suporter yang tidak kenal lelah menyuarakan kebangkitan Persika. Ada dua basis suporter Persika yang sangat fenomenal yaitu Brigata Lasakar jawara (BLJ) di tribun utara dan Fanatik Karawang (Fakar) di tribun selatan. Poin ini bisa menjadi magnet menarik Investor dan Perusahaan untuk beriklan.
Dari poin-poin diatas kita semua berharap Sepakbola Karawang di tahun mendatang akan terus tumbuh besar. SSB-SSB terus berkembang membina usia dini talenta-talenta sepakbola. Klub-klub makin dewasa dan paham bagaimana mengelola, menjaring dan menampung aktifis sepakbola. Puluhun ribu orang akan terlibat langsung, sungguh angka yang fantastis. Kompetisi harus terus didorong maju dan berkembang dengan kualitas dan kuantitas yang terus ditingkatkan.
Paling utama adalah peran Pemerintah Daerah yang harus konsisten mengalokasikan dana untuk membiayai sektor olahraga, dan membangun sarana prasarana olahraga khususnya Stadion Singaperbangsa yang saat ini sudah tidak layak untuk sebuah venue sepakbola tingkat nasional dengan kapasitas hanya 10.000 penonton. Keadaan ini tentunya tidak akan sanggup menampung suporter Persika yang pasti akan terus bertambah. Sudah waktunya stadion baru dibangun atau dalam waktu mendesak segera direnovasi menambah kapasitas untuk dapat menampung puluhan ribu penonton.
PENULIS : IRWAN SETIAWAN
(Sekretaris Askab PSSI Karawang)
Musim 2016, Persika masih tetap eksis dipanggung sepakbola nasional, dengan mengikuti ISC B, meski belum menjadi yang terbaik dikompetisi ini.
Pengelolaan manajerial harus lebih fokus, terarah, dan harus profesional didukung sumber daya yang ada di Karawang. Adanya dukungan ribuan suporter, Persika sangat diperhitungkan dikancah sepakbola nasional. Serta dengan adanya harapan besar pecinta sepakbola bola di Karawang, Persika yakin akan menjadi besar.
4. Suporter
Inilah poin penting lainnya yang menandai era kebangkitan sepakbola di Karawang. Bukti nyata dan menjadi gambaran yang sangat penting bagaimana Stadion Singaperbangsa kebanggaan mayarakat Karawang dipenuhi ribuan penonton yang fanatik dan terorganisir.
Kebangkitan Persika tahun ini tidak terlepas dari peran serta kepedulian suporter yang tidak kenal lelah menyuarakan kebangkitan Persika. Ada dua basis suporter Persika yang sangat fenomenal yaitu Brigata Lasakar jawara (BLJ) di tribun utara dan Fanatik Karawang (Fakar) di tribun selatan. Poin ini bisa menjadi magnet menarik Investor dan Perusahaan untuk beriklan.
Dari poin-poin diatas kita semua berharap Sepakbola Karawang di tahun mendatang akan terus tumbuh besar. SSB-SSB terus berkembang membina usia dini talenta-talenta sepakbola. Klub-klub makin dewasa dan paham bagaimana mengelola, menjaring dan menampung aktifis sepakbola. Puluhun ribu orang akan terlibat langsung, sungguh angka yang fantastis. Kompetisi harus terus didorong maju dan berkembang dengan kualitas dan kuantitas yang terus ditingkatkan.
Paling utama adalah peran Pemerintah Daerah yang harus konsisten mengalokasikan dana untuk membiayai sektor olahraga, dan membangun sarana prasarana olahraga khususnya Stadion Singaperbangsa yang saat ini sudah tidak layak untuk sebuah venue sepakbola tingkat nasional dengan kapasitas hanya 10.000 penonton. Keadaan ini tentunya tidak akan sanggup menampung suporter Persika yang pasti akan terus bertambah. Sudah waktunya stadion baru dibangun atau dalam waktu mendesak segera direnovasi menambah kapasitas untuk dapat menampung puluhan ribu penonton.
PENULIS : IRWAN SETIAWAN
(Sekretaris Askab PSSI Karawang)